Agenda

TBM Pasuruan : 1. TBM Surabaya : 1.

Kamis, 19 November 2009

Aksesoris Cantik di TBM Cahaya Ilmu


"Sebentar...sebentar....barangnya ditata dulu, baru boleh beli," demikian keluh Rangga. Pembeli sudah tidak sabar ingin memilih-milih aksesoris yang belum selesai ditata di dalam etalase. Malam itu, Sabtu, 14 Nopember selepas maghrib, petugas TBM Cahaya Ilmu Gunting sibuk menata barang dagangan di mini shop mereka.

Mini shop ini adalah bentuk potensial eksplore TBM yang didampingi oleh YPPI sebagai salah satu upaya rintisan kemandirian TBM. Sebelum diberi dana potensial eksplore, TBM Cahaya Ilmu sudah memiliki mini shop dengan bentuk konsinyasi dengan pedagang aksesoris setempat. Setelah mendapat dana dampingan tahap pertama sebesar Rp....TBM Cahaya Ilmu membeli semua barang konsinyasi lalu menambah barang dagangan mereka dengan lebih bervariasi. Ditambah etalase ukuran 1x50 cm, barang yang telah dibeli berupa beraneka warna aksesoris cantik ditata apik di dalamnya.

Pembukaan perdana mini shop ini disambut meriah oleh pengunjung TBM. Malam itu pengunjung yang datang penuh sesak, ruangan TBM Cahaya Ilmu yang mungil menjadi penuh dan hingar bingar. Pengunjung tidak sabar melihat dan memilih semua aksesoris yang ditata petugas, lalu membeli dua tiga aksesoris yang mereka suka. Proses penataan barang dagangan juga disertai dengan "bancaan" sederhana sebagai tanda dibukanya mini shop. Dipimpin oleh Ketua TBM, Ibu Ning, pengunjung turut mendoakan agar mini shop laris dan terus berjaya, sehingga bisa menjadi sumber dana bagi keberlangsungan TBM.   

Jika pada tahap awal ini TBM Cahaya Ilmu bisa membuktikan keseriusannya mewujudkan perogram potensial eksplore, maka  dana dampingan berikutnya segera akan diturunkan. Hemmm sueger......

Senin, 09 November 2009

Belajar Manajemen TBM, Buka Layanan Perdana

Delapan orang ibu duduk melingkar, serius mendengarkan penjelasan seorang fasilitator YPPI. Siang itu, 3 November 2009, pengurus TBM baru PPS TBM Nusantara sedang melakukan in house Training manajemen TBM. sebelum memulai layanan, mereka harus memahami seluk beluk layanan, kelengkapan administrasi TBM maupun strategi penyusunan program dan penyusunan laporan TBM. Pengurus TBM ini tidak pernah membayangkan sebelumnya jika untuk melakukan layanan peminjaman buku kepada masyarakat, banyak hal yang harus dipersiapkan.

Selain memahami manajemen TBM, para pengurus ini juga dibekali dengan pengetahuan sederhana tentang klasifikasi dan pengolahan koleksi. In House Training pada hari selasa tersebut dilanjutkan pada hari Sabtu, 7 November pukul 15.00 hingga pukul 17.00. Meski terasa susah, mereka nampak bersemangat mengikuti pelatihan yang disampaikan oleh Pustakawan YPPI, Dian. Dengan telaten dian mengajari mereka bagaimana cara melakukan klasifikasi buku, menentukan jenis, mencari dalam daftar katalog, lalu menentukan klas buku yang ada. Setelah pelatihan manajemen tersebut, TBM Nusantara mulai membuka layanan, meminjamkan buku kepada masyarakat.

TBM baru lainnya, TBM As-Salam Ketan Ireng juga melakukan hal sama. Berbeda dengan TBM Nusantara yang melakukan layanan setelah pelatihan, TBM as salam justru telah membuka layanan jauh sebelum mengikuti in house Training. Ini dikarenakan sebagian pengurusnya telah mengikuti pelatihan manajemen TBM tahun 2008, sehingga mereka sudah memiliki bekal. namun pengurus dan petugas yang masih baru tetap diberi in house training pada tanggal 4 dan 5 Nopember 2009.

Pada tanggal 4 materi yang dipelajari adalah Manajemen TBM. Peserta diberi pemahaman administratif TBM, diberi contoh konkret tentang berbagai support admin yang diperlukan dalam TBM. Di hari berikutnya mereka belajar pengklasifikasian dan pengolahan buku. Dengan paktek langsung, peserta lebih mudah memahami apa yang diajarkan. Masing-masing peserta mengklasifikasi dan mengolah 3 eksemplar buku.

Sementara di TBM Arenda, di hari pertama peserta yang datang sekitar 8 orang. Sebagian cukup antusias mempelajari manajemen TBM, sebagian lainnya masih kurang fokus. Mereka baru memahami kegaiatan administratif TBM setelah fasilitator YPPI menjelaskan panjang lebar. TBM tidak sekedar melakukan layanan, namun juga mencatatnya agar kelak diketahui perkembangannya dari waktu ke waktu. TBM Arenda sudah melakukan layanan sejak pertengahan Oktober, namun kegiatan administratif belum dilakukan.

Di hari kedua, peserta yang datang menyusut. Namun mereka tetap semangat untuk mempelajarai cara pengklasifikasian dan pengolahan buku. Secara perlahan mereka mempelajari tahap demi tahap proses yang diajarkan. Setelah satu jam berlangsung, peserta sudah berhasil memraktekkan apa yang diajarkan. Alhasil tiga buku telah diolah oleh masing-masing peserta.

Setelah in house training dilakukan diharapkan pengurus TBM baru dapat melakukan layanan TBM dengan baik. Dan ketika TBM memiliki buku sendiri, pengurus dan petugas dapat melakukan pengolahan buku sendiri.

In House Training TBM Digital Intan Pustaka, Pasuruan

In house Training tahap II dimulai tanggal 2 - 4 Nopember 2009 bertempat di TBM Intan Pustaka, Ngadimulyo Sukorejo, Pasuruan. Berhubung daya listrik di TBM tidak memungkinkan,maka tempat pelatihan dipindah ke rumah salah seorang pengurus TBM yakni Ibu Sophia Kartinita yang tidak jauh dari lokasi TBM.

Peserta yang ikut pelatihan berjumlah 6 orang ditambah seorang anak dari karyawan Sampoerna yang juga pengurus TBM, yaitu Pak Hasyim. Tidak banyak kendala yang ditemukan dalam pelatihan MS.Word kali ini, karena pada dasarnya peserta telah menguasai program ini. Trainer tinggal sharing ilmu saja dan memberikan solusi atas kesulitan-kesulitan yang masih mereka jumpai ketika menjalankan program word, seperti cara membuat header dan footer atau penomoran halaman .
Hari kedua Pelatihan diisi tentang Materi excel. Pada bab ini sebagian peserta juga sudah memahami materi, namun dalam penjumlahan dan pembuatan grafik masih belum menguasai. Maka pada sesi ini, dititikberatkan pada pembuatan grafik dan fungsi penjumlahan yang nantinya akan dipraktekkan dalam pembuatan laporan pengunjung dan peminjam TBM.
Hari ketiga adalah pelatihan dasar internet dan aplikasinya. Dalam sesi ini rupanya hanya seorang saja peserta latih yang paham dan mengerti tentang internet. Masih dengan metode belajar sambil sharing ilmu, tidak ada kesulitan yang dirasa.

Mulai belajar cara membuat acount email, facebook, chating.. Nah pada saat chating ini, peserta sangat bersemangat karena dapat berkomunikasi langsung di samping asyik juga lengkap sebab wajah mereka bisa saling melihat satu sama lain atau face to face.

Pelatihan berlangsung hingga malam hari, dengan materi praktek tata cara penggunaan scan, foto copy dan printer. Di akhir acara pelatihan ditutup dengan materi data base tentang pengolahan dan pendataan buku yang diharapkan nantinya bisa diterapkan untuk TBM Digital. Tiga hari terasa sangat singkat, semakin belajar mereka semakin ingin tahu lebih banyak. Namun karena keterbatasan waktu, penambahan wawasan dapat mereka lakukan setelah in house training dengann belajar secara mandiri maupun lebih banyak membaca buku. (Tn Kn)

Kamis, 15 Oktober 2009

Proses Digitalisasi di TBM Mawar Surabaya

Proses digitalisasi pada dasarnya membantu manusia lebih praktis dalam pekerjaan.
Seperti halnya operasionalisasi di TBM, menghitung data pengunjung, peminjam dan lainnya. Itulah yang mendorong Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia bersama Program Pustaka Sampoerna membuat TBM Digital. TBM Digital ini nantinya akan menjadi pusat data base TBM di wilayahnya dan menjadi pioneer dalam mengambangkan TBM melalui digitalisasi informasi. 
TBM Digital area Surabaya pilihan jatuh pada TBM Mawar, karena syarat-syarat menjadi sebuah TBM Digital sudah terpenuhi; aliran listrik, pengurus kompeten dan  kepiawaian menyusun program. Sebelum menjadi TBM Digital, para pengurus diberi in house training MS.Office maupun pengenalan internet, agar mereka siap. 
Pelatihan hari pertama 12 Oktober 2009 diisi tentang belajar microsoft office word. Pagi itu peserta yang hadir 5 orang ibu dari pengurus TBM Mawar didampingi team yppi 2 orang sebagai tutor/pengajar.

Bermacam macam tingkatan dari yang tidak bisa komputer,kurang bisa sampai yang hampir mahir mengoperasikan microsoft office word dikuasai oleh ibu-ibu tersebut.
Sebagai jalan tengah akhirnya dipilih metode learning by doing, belajar  langsung praktek.   Dengan metode tersebut, ibu-ibu lebih cepat menerima materi yang yang diberikan.
Pelatihan berjalan lancar sampai akhir pelatihan yaitu mengeprint hasil yang telah peserta latih kerjakan yaitu microsoft word.
......
Hari Kedua tgl 13 Oktober 09 Pelatihan TBM Digital di TBM Mawar dengan materi microsoft office excel. Pelatihan hari ini dimulai lebih awal,karena kalau agak siang membuat Ibu-Ibu cepat capek dan kurang menangkap materi yang di ajarkan.
Pada hari pertama pelatihan, peserta mendapat materi Ms Word yang didalamnya terdapat fungsi untuk membuat laporan dalam bentuk narasi. Sedangkan di hari kedua, melalui program Ms Excel, peserta diberikan materi tentang penghitungan, pembuatan laporan dalam bentuk kolom dan grafik. Harapannya, mereka dapat menjalankan tugas administrasi baik internal maupun eksternal.

Pelatihan berjalan lancar dibawah bimbingan trainer dan pendamping peserta. Banyak sekali pertanyaan karena di bab ini lebih sulit dari sebelumnya,seperti penempatan merge,cell,insert sheet,del dan sebagainya.
materi yang diajarkan yaitu membuat kolom,penjumlahan,dan terakhir ditutup dengan membuat diagram sebagai laporan bulanan untuk tiap TBM.

......
Hari Ketiga Inhouse Training diisi dengan materi
pengenalan internet,browsing,chating dan
searching. Diawali dengan review pelatihan
kemarin yaitu office excel dengan membahas
kesulitan kesulitan yang masih dirasa oleh
peserta.

Pukul 10:30 sesi pelatihan untuk internet dengan
harapan nantinya peserta pelatihan dapat
memanfaatkan untuk komunikasi dari teknologi
ini. Pelatihan dimulai cara searching, pendaftaran
atau pembuatan account email,cara
menulis/mengirim email,cara cek inbox dan
hal-hal yang berhubungan dengan email.
Meski ada kesulitan karena kendala signal modem
yg kurang kuat tak membuat putus asa peserta
pelatihan. Berkali-kali dicoba akhirnya berhasil
juga koneksi tersambung,sehingga jadilah alamat
email baru dari TBM Mawar yaitu
tbmmawarsby@yahoo.com.

Tiba saatnya praktek mengirim email,sebagai test
ibu-ibu peserta pelatihan mencoba berkirim email
dengan yppi dan ternyata...berhasil. Tampak
senyum mengembang di wajah ibu-ibu karena usaha
mereka membuahkan hasil yang memuaskan. Semoga
pelatihan bermanfaat bagi TBM Mawar untuk mengembangkan kemampuan penggunaan IT bagi pengurus dalam menjalankan tugas-tugas yang ada.

Diskusi Pembuatan Proposal Pengembangan Usaha

Tanggal 15 Oktober 2009, dilaksanakan diskusi pembuatan proposal pengembangan usaha di rumah salah satu pengurus Taman Belajar Masyarakat (TBM) Nusantara. Hal ini dikarenakan proses pengecatan dan perbaikan TBM yang terletak di Balai RT 04 RW V Kelurahan Kali Rungkut, belum sepenuhnya selesai. Pengecatan kusen jendela masih dalam proses pengerjaan. Lantai TBM terlihat masih belum bersih dari sisa-sisa perbaikan dan pengecatan.

Acara diskusi diikuti oleh 8 pengurus TBM dan seorang pendamping TBM. Diskusi dimulai pukul 15.30 dan dipandu oleh Ibu Irul, Ketua TBM. Setelah pembukaan, peserta diberikan kisi-kisi proposal untuk dibaca saat itu juga . Adanya kisi-kisi dimaksudkan agar pengurus TBM memiliki panduan dalam penyusunan proposal. 5 menit berlalu, kegiatan dilanjutkan dengan penjelasan dari pendamping TBM mengenai maksud dan tujuan diadakannya acara ini.

Kemudian pendamping menjelaskan isi dari kisi-kisi proposal pengembangan usaha. Ada 4 pokok bahasan pada kisi-kisi tersebut, yaitu ringkasan proposal, latar belakang usaha, pemasaran, aspek produksi, penutup. Setiap pokok bahasan mempunyai penjelasan masing-masing.

Selama proses diskusi, tidak banyak peserta yang memberikan komentar atau pun ide untuk pengembangan usaha. Pemandu diskusi juga berupaya agar suasana diskusi lebih bersifat partisipatif. Namun hal tersebut bukan sesuatu yang mudah. Perlu proses pembelajaran agar pengurusTBM yang rata-rata ibu rumah tangga, mempunyai kemauan untuk berpartisipasi secara aktif dalam sebuah forum diskusi.

Menjelang magrib, diskusi sudah selesai. Bahasan Latar belakang usaha, produksi, pemasaran, dan penutup, telah terisi. Hasil diskusi tersebut akan disempurnakan oleh beberapa pengurus yang bertanggung jawab dalam membuat proposal usaha. Selanjutnya akan didiskusikan lagi dengan pendamping pada tanggal 21 Oktober 2009.

Minggu, 04 Oktober 2009

Menghidupkan Kembali TBM dengan Semangat Untuk Maju

Minggu, 30 Agustus 2009, bertempat di TBM Lingkar Pustaka, Desa Suwayuwo, Pasuruan, diadakan diskusi penyusunan program kerja dan Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan dan kepengurusan TBM. Hadir dalam acara itu beberapa pengurus dan anggota TBM. Diskusi sebenarnya diagendakan pada tanggal 19 Agustus 2009. Tetapi pada saat staff YPPI mendatangi TBM, hanya ada 1 anggota TBM yang hadir. Hal ini disebabkan informasi tentang adanya diskusi program kerja kurang tersosialisasikan dengan baik.

Selama beberapa bulan terakhir, aktifitas di TBM kurang berjalan maksimal. Pelayanan peminjaman dan pengembalian buku memang masih berlangsung. Tetapi jumlah peminjam maupun pengunjung sangat sedikit. Hal tersebut tidak lepas dari kurang konsistenya waktu buka TBM. Jadwal buka TBM lebih banyak menyesuaikan dengan waktu luang pengurus.

Dari segi kepengurusan terdapat juga persoalan. Para pengurus yang diawal sangat peduli dengan perkembangan TBM, kini memiliki orientasi yang lain. Akibatnya fungsi kepengurusan tidak bisa berjalan dengan baik. Dampaknya pun terlihat pada kurangnya aktifitas kegiatan di luar pelayanan peminjaman buku. Kegiatan pembuatan kerajinan tangan hanya ada diawal berdirinya TBM.

Namun keterpurukan itu akan segera berubah. Kisah kelam itu akan menjadi bagian sejarah dari Lingkar Pustaka. Mengutip dari proklamator RI, Soekarno, ”Jangan sekali-kali melupakan sejarah (JasMerah)”. Sejarah yang untuk dipelajari dan diambil hikmahnya sebagai bekal menata masa depan yang lebih baik.

Program kerja 2009 telah tersusun. Di dalamnya antara lain, pertemuan rutin pengurus, mendaur ulang sampah menjadi kerajinan, dan pendirian sudut baca atau rumah baca di dusun-dusun wilayah desa Suwayuwo. Kegiatan tersebut mengawali langkah kawan-kawan muda Lingkar Pustaka untuk ’menghidupkan’ kembali TBM. Hal tersebut memang tidak mudah. Tetapi dengan kebersamaan dan semangat untuk maju dari ’the young guns’ kawan-kawan muda di TBM Lingkar Pustaka, keberhasilan bukan hal yang mustahil. Teriak grup musik Kotak, ”Saatnya berAKSI....”

Taman Belajar Masyarakat As Salam, Meretas Asa di Bulan Ramadhan

TBM As Salam adalah satu di antara dua TBM baru binaan YPPI di wilayah Pasuruan. Hari itu, Jum’at 28 Agustus 2009, bertempat di taman bacaan As Salam di Dusun Wilo Desa Ketan Ireng sedang berlangsung diskusi pembuatan SOP Pelayanan TBM dan Kepengurusan. Pertemuan tersebut merupakan kedua kali setelah sebelumnya pada tanggal 14 Agustus 2009 di tempat yang sama diadakan diskusi pembuatan program kerja.
Berbeda dengan Taman Belajar Masyarakat (TBM) lainnya, rintisan TBM As-Salam telah ada sejak beberapa tahun lalu. Menempati sebuah bangunan milik warga yang telah di wakaf kan ke desa, beberapa aktifitas pembelajaran dilakukan di tempat ini. Kegiatannya seperti pelayanan peminjaman buku, sekolah kejar paket bagi mereka yang buta huruf, Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) bagi anak-anak. Pengelolanya adalah para warga di sekitar taman baca.
Diskusi pembuatan SOP dilakukan di sore hari. Acara dibuka oleh Sugianto, bendahara TBM, dengan menjelaskan agenda kegiatan serta maksud dan tujuan pertemuan. Setelah itu pendamping dari YPPI memberikan penjelasan tentang manfaat SOP bagi TBM. Lalu dilanjutkan pemaparan SOP TBM -- sebelumnya telah dibuat pada waktu pelatihan di Tretes-- oleh Mulyono, Sekretaris TBM. Kemudian diskusi dan tanya jawab seputar SOP segera berlangsung.

Salah satu pembahasan yang ada yakni waktu buka pelayanan. Direncanakan waktu buka TBM adalah hari Senin sampai dengan Jum’at. Sedangkan hari Sabtu dan Minggu TBM tutup. Atas perencanaan tersebut, petugas pelayanan menyatakan keberatan bila Jum’at buka. Hal ini karena ada aktifitas lain yang harus diikuti. Diusulkan untuk hari Jum’at libur dan hari buka diganti hari Minggu. Usulan tersebut bisa diterima peserta karena hari Minggu memang warga banyak yang libur dari aktifitas seperti kerja, dan lebih meluangkan waktu bersama keluarga di rumah. Dengan dibukanya TBM di hari Minggu, bisa memberikan alternatif pembelajaran bagi keluarga. Selain itu, waktu buka TBM ditentukan juga atas dasar ketersediaan waktu luang petugas layanan. Hal tersebut menjadikan unsur keterpaksaan petugas menjalani jadwal pelayanan bisa dihindarkan.

Dalam SOP yang mengatur tentang peminjaman buku, peminjam tidak dikenakan biaya peminjaman. Hal tersebut dikarenakan saat ini masih dalam tahap sosialisasi TBM. Minat warga desa untuk membaca buku masih kurang. Jadi apabila ada warga yang meminjam buku lalu dikenakan biaya maka dikhawatirkan muncul rasa keberatan dan keengganan membaca. Pada akhirnya tujuan untuk meningkatkan minat baca, tidak bisa tercapai. Namun bagi yang terlambat mengembalikan maka dikenakan sanksi berupa mengisi infaq. Hal tersebut sebagai bentuk pembelajaran agar disiplin mengembalikan.

Di akhir diskusi disepakati bahwa masa bakti setiap kepengurusan adalah selama 2 tahun. Pengurus bisa dipilih kembali maksimal 2 kali. Tetapi bila masih dikehendaki oleh warga maka bisa tetap menjadi pengurus namun dengan posisi yang berbeda. Sedangkan untuk evaluasi kegiatan, dilakukan setiap bulan.

Tidak seberapa lama, setelah berakhirnya diskusi, terdengar kumandang adzan. Adzan Maghrib juga menandai tiba waktunya berbuka. Ramadhan memang penuh berkah. Setelah berakhirnya diskusi, H.A. Sulthoni, Ketua TBM, mengundang seluruh peserta diskusi untuk berbuka bersama. Alhamdulillah........

TBM Mandala Bangsa: Realisasi Program lebih penting dari sekedar Optimisme

“Disini ada kegiatan yang bersifat sosialisasi dan ada pula yang berbentuk pelatihan. Semuanya telah ditentukan waktu, sumber dana, penanggung jawab, dan indikator keberhasilan. Dengan banyaknya kegiatan yang dirancang, apakah anda sanggup melaksanakannya?” tanya pendamping kepada para pengurus TBM. ”Sanggup”, jawaban pengurus dengan nada tegas

Demikian cuplikan tanya jawab yang menjadi bagian dari diskusi pembuatan program kerja TBM Mandala Bangsa pada tanggal 16 Agustus 2009 yang dimulai pukul 19.30 WIB. Selain pengurus, hadir juga beberapa ibu PKK, remaja pengunjung TBM, kawan-kawan dari Karawang yang sedang melakukan pembelajaran penyusunan program kerja. Kehadiran beberapa unsur masyarakat tersebut dikarenakan acara diskusi pembuatan program kerja juga sekaligus sebagai sarana sosialisasi kegiatan TBM di tahun 2009.

Hari itu, di TBM Mandala bangsa selain diadakan diskusi pembuatan program kerja, juga ada kegiatan lainnya. Siang hari, ada sosialisasi tentang traficking. Acara ini diikuti oleh remaja setempat. Adanya 2 kegiatan di hari yang sama menjadikan TBM tampak lebih semarak dibandingkan dengan hari-hari yang lainnya.

Diskusi pembuatan program kerja cukup menyita waktu. Ini tidak lepas dari banyaknya usulan kegiatan yang akan dilakukan tahun 2009. Para pengurus bersemangat untuk membuat kegiatan yang mampu menarik minat masyarakat untuk berkunjung dan meminjam koleksi buku. Acara diskusi pembuatan peraturan perpustakaan baru bisa diakhiri sekitar pukul 21.30
Semangat pengurus TBM dalam rangka menghidupkan kembali TBM patut kita teladani. Selain memahami tugas, yang tidak kalah penting bagi kemajuan TBM adalah para pengurus yang memiliki optimisme. Semoga semangat tersebut segera bisa menjadi pendorong dalam realisasi kegiatan TBM tahun 2009.

TBM Nusantara Menjadi Matahari Nusantara

Bertempat di balai RT IV RW V Kelurahan Kali Rungkut, para pengurus TBM Nusantara yang rata-rata para ibu rumah tangga beserta perangkat RT duduk saling berdempetan. Mereka sedang menunggu dimulainya diskusi pembuatan program kerja TBM. Balai RT yang sekaligus direncanakan sebagai tempat TBM memang ukurannya tidak terlalu.besar, sekitar 4x 1,5 M. Terdapat dua ruang di dalam balai yaitu ruang depan untuk pelayanan warga dan bagian belakang yang digunakan sebagai gudang penyimpanan perlengkapan milik RT. Di antara kedua ruangan itu terdapat dinding batu bata yang berfungsi sebagai pembatas. Diskusi dilakukan di ruang pelayanan. Karena ruangan ini tidak terlalu besar maka beberapa peserta memilih duduk di luar bangunan. Sebelum menjadi TBM, rencananya dinding pemisah akan dihancurkan sehingga ruangan pelayanan yang menjadi tempat rak beserta buku akan menjadi lebih luas.

Diskusi dibuka oleh ketua TBM, Choirul Mahpuduah, biasa dipanggil ibu Irul. Kemudian pendamping TBM memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan acara diskusi berkaitan dengan pelatihan di Tretes yang telah selesai kurang lebih seminggu yang lalu. ”Jadi diskusi ini sebagai media untuk menyempurnakan program kerja yang sebelumnya telah dibuat pada saat pelatihan” demikian ungkap pendamping TBM. Lebih lanjut pendamping mengatakan, dengan hadirnya jumlah orang yang lebih banyak diharapkan dapat memberi masukkan atau ide-ide yang bersifat membangun.

Setelah penjelasan dari pendamping, acara dilanjutkan oleh ketua TBM. Dua lembar kertas plano bertuliskan program kerja TBM Nusantara 2009 tertempel di dinding balai. Dengan suara yang keras dan lugas, ketua TBM memaparkan program kerja. Sementara peserta duduk dilantai beralas karpet, dengan kepala agak mendongak ke atas melihat ke arah kertas plano. Sesekali mereka mengambil hidangan camilan seperti kue kering, kripik, serta sari kedelai sebagai minumannya.

Jarum jam terus bergulir, hari semakin siang. Terik sinar matahari terasa sudah. Hawa di dalam balai RT terasa hangat meskipun hembusan angin yang berasal dari kipas elektronik tidak pernah berhenti sedetikpun semenjak dimulainya diskusi jam 09.00. Siang itu, matahari menjadi saksi tersusunnya program kerja TBM baru di Surabaya, TBM Nusantara. Di antara program kerja itu adalah sosialisasi, kerja bakti, berbagai pelatihan dan unit usaha. Diharapkan TBM Nusantara senantiasa menjadi Matahari yang memberikan kehangatan bagi warga Kelurahan Kali Rungkut dan sekitarnya. Semoga!

TBM Puspa Indah, Berbenah Lewat Penyusunan Program Kerja

”Ibarat pisau jika tidak diasah maka ketajamannya semakin berkurang” Peribahasa itu merupakan salah satu cerminan yang menggambarkan kondisi TBM Puspa Indah. TBM yang di tahun 2008 mendapat Juara pertama Lomba TBM se Kotamadya Surabaya yang diadakan Badan Perpustakaan Kota Surabaya saat ini terus berbenah. Diawali dengan kegiatan diskusi pembuatan program kerja pada tanggal 14 Agustus 2009, malam hari, 19.00 WIBB. Acara tersebut diikuti oleh para pengurus TBM, Ketua RW III dan salah satu perwakilan pengurus RT.

Rini, penanggung jawab TBM, memaparkan program kerja yang telah dibuat pada saat pelatihan di Tretes. Salah satu program kerja yang disusun adalah pembuatan kamar mandi. Direncanakan bangunan tersebut berada di lahan yang berada di samping TBM. Rencana tersebut mendapat tanggapan beragam dari peserta. Hisyam, Ketua RW, mengatakan bahwa biaya pembuatan kamar mandi cukup besar dan untuk pemeliharaannya juga tidak mudah. ”Nanti kalau ada kamar mandi, orang-orang di sekitar sini, baik warga maupun bukan, bisa memanfaatkan fasilitas tersebut setiap saat tanpa kita bisa mengontrolnya”, sambung Yusriah, Ketua TBM. Mendengar komentar tersebut, Rini membatalkan program kerja pembuatan kamar mandi.

Suasana diskusi cukup menarik pada saat membicarakan pendanaan kegiatan. Hisyam menyampaikan bahwa selama ini aktivitas kegiatan TBM dan pengurusnya banyak dibantu pendanaan oleh RW. Misalnya, bila pengurus ada kegiatan pelatihan maka biaya transportasi berangkat dan pulang di bantu oleh RW. Namun hal tersebut tidak bisa dilakukan secara terus menerus karena RW sendiri memiliki keterbatasan sumber pendanaan sementara masih banyak pos lain yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, diusulkan agar pengurus TBM mendapatkan bantuan dana.

Menanggapi hal tersebut, pendamping TBM menyampaikan bahwa di tahun ke dua ini, diarahkan untuk kemandirian. Sebelum memasuki era tersebut maka setiap TBM dibekali dengan pengembangan capacity building. Selain itu, ada juga pengembangan unit usaha. Melalui unit usaha inilah diharapkan menuai hasil yang bisa dipergunakan untuk perputaran kas TBM.

Untuk menghimpun bantuan bagi pemenuhan kebutuhan TBM khususnya material, Ketua RT, mempunyai jejaring yang bisa diajak kerjasama. Namun hal tersebut bukanlah sebuah janji tetapi akan diusahakan semaksimal mungkin. Kebutuhan rak buku memang salah satu yang krusial karena koleksi buku mencapai ribuan.

Partisipasi dari pemangku kekuasaan tingkat RW dan RT dalam pengembangan TBM memang sangat diperlukan. Selain pengakuan akan keberadaan TBM, hal yang tidak kalah pentingnya adalah partisipasi dalam bentuk nyata seperti sumbangan untuk kegiatan TBM dalam bentuk apapun.

Tak terasa malam semakin larut. Sebelum mengakhiri diskusi, hidangan yang sudah dingin akhirnya bisa dilahap. Diskusi pembuatan program kerja menghasilkan beberapa kegiatan seperti rapat rutin pengurus, pengadaan koleksi buku dari berbagai pihak, pengadaan rak buku, sosialisasi, dan pelatihan ketrampilan.

Menyusun Program Cepat, Hasil Didapat

Cepat, ringkas dan tuntas. Begitulah penyusunan program kerja di TBM Wahana Baca Kedung Asem. Diskusi program kerja TBM diawali dengan pemaparan program kerja yang dibuat pada saat pelatihan di Tretes. Ketua TBM menyampaikan beberapa kegiatan yang nantinya dilakukan di tahun 2009 ini. Dengan penuh semangat, ketua TBM, Zaenul Arifin, menyampaikan pada para peserta yang saat itu terdiri dari 2 pengurus TBM, Ketua RW serta 1 pendamping dari YPPI.

Setelah sesi pemaparan selesai maka peserta dipersilahkan untuk memberikan pertanyaan maupun usulan terkait program kerja tersebut. Kesempatan ini tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh peserta. Sehingga hanya ada beberapa usulan maupun komentar dari peserta.

TBM Wahana Baca menjadi satu bagian dengan balai RW II Kedung Asem, di mana penyusunan program kerja tersebut berlangsung. Cat di bagian dinding luar, tampak sangat memudar. Tembok yang tadinya berlapis cat warna kuning menyala, saat ini terlihat berwarna agak putih. Di beberapa bagian dinding juga terlihat ada retakan-retakan. Warna cat memudar dan retakan-retakan di dinding menjadikan TBM seperti kurang terawat dengan baik. Di bagian dalam, kondisinya masih lebih baik dibandingkan dengan dinding bagian luar. Cat warna orange, biru masih kelihatan menyala meskipun ada penurunan gradasi warna. Ada bagian dinding yang catnya memudar dan terlihat seperti membentuk pulau-pulau kecil

Sore itu, udara di TBM terasa panas. Sinar matahari masuk melalui beberapa jendela kaca TBM. Para peserta terlihat gerah untuk beberapa lama. Selanjutnya, perlahan tapi pasti sinar matahari mulai beringsut meredup. Ini menunjukkan waktu memasuki malam hari. Diskusi pembuatan program kerja pun berakhir. Dia antara program kerja yang tersusun hari itu adalah ; rapat pengurus tiap bulan, cafe mini, halal bi halal, pelatihan daur ulang dan peringatan Tahun Baru Hijriyah yang di dalamnya terdapat kegiatan nonton Film, Bazar dll.

Jumat, 25 September 2009

TBM dalam Genggaman Generasi tak Lekang Oleh Waktu

Tua tua Keladi
Makin tua makin menjadi

Jika mengartikan secara positif peribahasa di atas, begitulah kira-kira gambaran suasana diskusi penyusunan program kerja TBM Mawar. Para pengurus TBM, selain serius mengikuti diskusi, tidak jarang pula memberikan komentar-komentar yang mengundang tawa satu sama lain. Hal ini menjadikan suasana diskusi terasa begitu akrab. Di antara hasil diskusi tersebut adalah direncanakan kegiatan pelatihan IT dan hibah buku untuk menambah koleksi TBM yang saat ini sudah mencapai 1000 eksemplar lebih.

TBM yang terletak di kompleks perumahan wilayah Rungkut Barata itu, tepatnya di gedung Balai RW IV, memiliki kekhasan tersendiri. Para pengurus TBM semuanya adalah ibu rumah tangga berstatus pensiunan dengan usia yang cukup berumur. Beberapa dari mereka pernah bekerja di instansi baik pemerintah maupun swasta dan di masa sekarang berupaya mengisi waktu luangnya melalui kegiatan di TBM.
Mereka sangat kompak dalam setiap aktivitas yang dilakukan di internal TBM maupun kegiatan yang digagas YPPI. Selain itu, para pengurus juga memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan pihak eksternal (selain YPPI). Hal ini dibuktikan dengan adanya sumbangan AC ke pihak TBM. Kombinasi antara solidaritas internal dengan fasilitas TBM yang lebih lengkap dibandingkan dengan TBM yang lain, sekali lagi mendapatkan sebuah apresiasi. Pada saat pelatihan di Tretes, seluruh TBM memberikan pilihan suaranya ke TBM Mawar untuk dijadikan TBM Digital.
Di tahun kedua ini, TBM sedang dipersiapkan untuk bisa mandiri baik dari segi manajemen maupun support material. Untuk itu diperlukan SDM yang mampu menunjang kebutuhan ke arah kemandirian. Kebutuhan akan SDM yang demikian juga sangat krusial di TBM Mawar. Oleh karena itu, semenjak bulan Agustus, direkrut tenaga relawan untuk membantu pengembangan TBM Mawar. Semoga dengan adanya relawan bisa memberikan semangat dan motivasi untuk lebih berkarya.

(Cukup) Sambil Menyelam Minum Air

Jarum jam menunjukkan .19.00 WIB, suasana masih tampak sepi di Balai RW IX Dukuh Kupang Timur. Terlihat seorang perempuan sedang sibuk menata kotak kardus berukuran kecil di sebuah meja. Titik, nama perempuan itu. Dengan ditemani dua anaknya, mempersiapkan konsumsi untuk acara pembuatan program kerja bagi TBM Kasih Bunda.

Direncanakan seluruh pengurus TBM beserta perangkat RW akan hadir. 15 menit berselang tampak dua perempuan paruh baya masuk ke serambi balai. Perempuan yang memakai kerudung adalah sekretaris TBM. Seorang lagi adalah Ketua PKK RW. Kemudian satu per satu para tamu undangan hadir. Malam itu Ketua RW tidak bisa hadir sehingga beliau digantikan oleh wakil RW. Ikut hadir beberapa tokoh masyarakat. Namun untuk pengurus TBM, tidak terlihat lagi adanya penambahan kehadiran.

Fokus diskusi rencananya membahas program kerja, namun dalam pembicaraan lebih banyak menyoroti tentang kondisi kepengurusan. Sejak setahun yang lalu kepengurusan TBM telah terbentuk. Di awal tahun, beberapa kegiatan telah dilaksanakan. Pelayanan perpustakaan juga berjalan dengan baik. Petugas layanan secara bergantian menjalankan tugasnya.

Hanya saja, seiring berjalannya waktu, lambat laun para pengurus dan petugas layanan mulai kurang aktif di TBM, hingga mencapai kondisi nadir pada saat ini di mana pelayanan hanya dilakukan seorang petugas saja tanpa ada pengganti. Memang ada perangkat RW yang membantu melayani peminjaman di saat petugas layanan sedang tidak bertugas. Tetapi ini sifatnya hanya sementara dan tergantung dari kesediaan perangkat RW, bukan sebuah system mapan yang bisa berjalan secara regular. Hal tersebut pada akhirnya menjadikan TBM berkembang tidak maksimal.

Untuk mengatasi masalah tersebut, recananya akan diadakan pertemuan dengan seluruh pengurus TBM dengan pokok bahasan khusus kepengurusan dan pengembangan TBM. Selain itu, dirasakan perlu melakukan sosialisasi lagi ke kelompok masyarakat yang potensial sebagai pemanfaat TBM, dalam hal ini adalah kelompok PKK RW. Oleh karena itu, tanggal 6 september 2009 akan melakukan sosialisasi TBM di forum arisan PKK RW.

Pembicaraan tentang permasalahan TBM Kasih Bunda sedikit mendapat intermezzo dengan hadirnya kotak kardus kecil. Tidak salah lagi, kotak tersebut adalah kotak kardus yang ditata oleh Titik sebelum dimulainya acara. Satu per satu setiap peserta mendapatkannya. Kotak tersebut berisi beberapa kue yang sangat menarik ditambah dengan segelas air mineral yang mengundang selera. Sampai akhirnya “nyam..nyamm…emm…enak” Seperti kata pepatah “sambil menyelam minum air”, begitulah kira-kira gambaran diskusi yang diselingi dengan acara makan kue. Hanya saja pepatah itu jangan lagi ditambah dengan kalimat “lalu tenggelam”, karena bisa jadi itu menjadi gambaran TBM Kasih Bunda jika permasalahan yang ada tidak bisa segera diselesaikan. Sayang……

Menabur Benih Literasi Informasi di Arenda

Hari itu, 11 Agustus 2009 merupakan waktu diskusi pembuatan program kerja bagi TBM Arenda Desa Kepulungan. Diskusi dilakukan di rumah ketua TBM, Aris hadi Susanto. Selain Ketua, pengurus yang hadir saat itu adalah bendahara. Acara dilaksanakan di saat hari efektif kerja sehingga hanya sedikit pengurus yang bisa hadir. Sedangkan mayoritas pengurus yang lain sibuk dengan pekerjaan masing-masing sehingga tidak bisa mengikuti diskusi.

Meski demikian hal tersebut tidak mengurangi semangat untuk menyusun program kerja. Proses diskusi berjalan dengan sangat serius. Terlihat dari wajah ketua TBM dan bendahara yang tampak serius mengikuti jalannya diskusi. Hidangan pisang goreng yang telah disediakan bahkan tidak tersentuh sampai berakhirnya diskusi.

TBM Arenda merupakan salah satu TBM baru yang berada di wilayah Gempol, Pasuruan. Sebelum menjadi TBM, selama 2 tahun telah dilayani mobil Pustaka Sampoerna melalui kegiatan STO. Apresiasi warga begitu antusias atas layanan STO. Hal tersebut terlihat dari tingginya tingkat peminjaman buku, sehingga layanan STO tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan bahan bacaan warga.

Setelah menjadi sebuah TBM, diharapkan selain pelayanan perpustakaan akan ada kegiatan yang menumbuhkan kreatifitas. Program kerja yang telah didiskusikan adalah sebuah langkah awal dari misi transformasi literasi informasi. Melalui sebuah TBM yang menempati gedung Karang Taruna yang dibangun dengan dana swadaya Karang Taruna ini diharapkan juga muncul generasi yang kreatif dan aktif menumbuhkan ide-ide baru yang bermanfaat bagi warga, melalui program kerja yang telah disusun seperti studi banding dan bakti sosial. Viva Arenda Jaya!

Jumat, 18 September 2009

Pelatihan TBM Mandiri

TBM mandiri, mungkinkah? Tanpa support dari sponsor dan dampingan dari mitra mungkinkan mereka bisa eksis. Inilah yang ingin dijawab pada pelatihan TBM Mandiri bertajuk "Manajemen dan Keberlanjutan Kelompok Masyarakat, Menguatkan Organisasi Menuju TBM mandiri". Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan TBM untuk menuju mandiri baik secara manajemen maupun financial, sehingga secara bertahap mereka akan mampu eksis dan mengembangkan lembaganya.

Bertempat di Hotel Tretes View, mulai tanggal 7 hingga 9 Agustus 2009 pelatihan ini dilaksanakan. Diikuti oleh pengurus TBM dari Surabaya, Pasuruan dan Karawang, jumlah seluruh pesertanya 36 orang. masing-masing TBM mengirimkan 3 orang pengurusnya untuk mengikuti pelatihan ini. Ada 4 orang nara sumber yang memberikan materi dan tiga fasilitator yang selalu mendampingi setiap proses pelatihan. Teno Firdaus, dari Plan Internasional Surabaya yang memberikan materi Pengenalan Lembaga dan Pembuatan SOP, materi kedua disampaikan Wiwit Sri Ariyani yang pernah aktf di Save The Children.

Pemateri lainnya dari YPPI sendiri, Direktur YPPI, Trini Haryanti dan Hizbulloh Huda selaku kordinator IT di YPP yang memberikan materi tentang data base. Dalam pelatihan tersebut juga turut hadir Meta Rostiawati, Corporate Affair manager PT HM Sampoerna Tbk, Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan (to be continued)




Minggu, 09 Agustus 2009

trial

this blog is under concstruction
 
tbm-online. Design by Wpthemedesigner. Converted To Blogger Template By Anshul Tested by Blogger Templates.